Selasa, 15 Oktober 2024

Belajar Shodou-Kaligrafi Jepang Bersama Native Speaker

Pengen pintar Bahasa Asing, Kuncinya cuman Satu, Gunakan Bahasa Tersebut, 
Makin Sering semakin lancar pula cas cis cus kalian
Salah benar urusan belakang
Orang tidak pernah tahu dia salah bila tidak berani mencoba

Minnasan, Konnichiwa. Ogenki desuka

Sebagai orang Asing pembelajar bahasa Jepang kalian pasti sudah tahu  "Shodou" 「書道」, tetapi untuk sebagian orang juga masih belum mengenal Shodou dengan baik.

Shodou merupakan salah satu budaya Jepang yang terkenal, sebutan lain dari "Shodou" adalah Kaligrafi. 
Menulis Shodou sebenarnya adalah latihan untuk mengendalikan emosi, kognitif dan melatih kesabaran manusia. Shodou harus dilakukan dengan tenang. 

Sebagian orang menganggap "Shodou" sulit, karena selain menuliskannya ada banyak aturan, yang ditulis biasanya adalah huruf-huruf Kanji yang jumlahnya ribuan. 

Nah, kali ini saya mengajak kalian mengenal lebih dekat segala hal yang berkaitan dengan Shodou, kita berlatih bersama dengan Fujita Sensei_Native Speaker dari program Nihongo Partners The Japan Foundation.

Video pembelajaran ini telah dirancang untuk pembelajar pemula Bahasa Jepang, disampaikan dengan sederhana dengan bahasa Jepang level pembelajar pemula. Dengan menonton video ini motivasi siswa MAN 2 Mojokerto meningkat, respon ketertarikan siswa positif di angka 98.73 dan telah direkomendasikan oleh ahli materi dan grafika dengan nilai 87.89%, penelitiannya dapat di lihat di sini.

Pada video ini, kalian juga dapat belajar berbicara dan mendengarkan Bahasa Jepang dari teman-teman kalian Putri San dan rendi San. Jadi, melihat satu video, kalian akan banyak mendapatkan manfaatnya loh. Karena Video ini berbasis Youtube, jadi kalian juga bisa memutar video ini berulang-ulang dari mana saja dan kapan saja. 

Tunggu apa lagi, 
Stay tune di video pembelajaran Shodou yang berjudul "Shodou" o yarimashou!, Ayo belajar Shodou Bersama NP (Nihongo Partners) di Madrasah , Jya, Tanoshiku manabimashou!!

_Salam_



Minggu, 13 Oktober 2024

SI NASSHWA MENGANTARKANKU MERAIH MEDALI EMAS DI AJANG INTERNASIONAL

Dunia akan terus berkembang, 
Sebagai guru, kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi yang kian pesat. 
Digitalisasi adalah keniscayaan,
Bersahabatlah dengan teknologi, maka pembelajaran siswa akan kian menyenangkan. 

Oemar Bakrie Milienial tidak lagi identik dengan sepeda onthel tua warna hitam yang saat dikayuh berbunyi kriet-kriet karena kurang oli dan rantai yang mulai memerah karena karat.
Juga bukan guru dengan motor Honda oling tahun 70 an bewarna merah atau putih yang larinya maksimal 50 km/jam. 
Guru Milenial saat ini kerap terbang menggunakan pesawat Garuda, JAL atau ANA, ya setidaknya Lion Air atau Batik ke-sana ke-mari untuk upgrade ilmu atau berkompetisi tingkat Nasional bahkan Internasional. Walaupun semuanya masih di kelas ekonomi sih, tetapi lumayan lah, karena semua tiket tidak pernah beli sendiri, selalu ditanggung panitia penyelenggara atau dikirim instansi yang mengundang.
Berangkat Subuh dengan Lion Air Ke Bali, 7 November 2023

Saya bersama tim dari MAN 2 Mojokerto (Mr. Rodli dan ibu Trisya W) saat itu tengah mengikuti Kompetisi IRTC (International Research Teacher Competition) tahun 2023 yang diselenggarakan IYSA (Indonesia Young Scientist Association). Sebagai satu tim, kami bekerjasama secara solid sejak awal penelitian hingga penjurian. 

IRTC merupakan lomba tingkat Internasional yang diikuti oleh guru dari beberapa negara. Yang dilombakan adalah karya inovasi di bidang sains, bahasa dan pendidikan.
Tahun 2023 kemarin, Saya mengangkat judul penelitian "Developing Media of Praying Guidance Based on Android for Madrasah Aliyah Students of Mojokerto Regency", penelitian ini membahas  kesulitan siswa saat melakukan shalat-shalat sunnah dalam kondisi tertentu. Shalat sunnah dalam Islam sangat banyak sekali jenisnya dan masing-masing shalat tersebut berbeda dalam lafal, waktu, kegunaan dan gerakannya, sehingga kadang menyulitkan siswa untuk menghafalkan bacaan masing-masing shalat tersebut. 
Siswa Aliyah/SMA saat ini kurang tertarik dengan media buku fisik dan sejenisnya, mereka menyukai yang instan dan fleksibel, media pembelajaran yang dapat dibuka di mana saja saat mereka ingin membukanya. Dari situlah ide untuk membuat sebuah media yang disukai siswa khususnya remaja mulai muncul.

Metode penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah R & D (Research and Development) atau yang dikenal juga dengan penelitian Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development and Implementation, Evaluation). 

Karena penelitian pengembangan, tentu saja penelitian ini menghasilkan sebuah produk, yaitu Aplikasi Android yang diberi nama Si Nasshwa (Aplikasi Tuntunan Shalat Siswa Madrasah).  Aplikasi yang saya kembangkan ini berangkat dari need analisis atau analisis kebutuhan siswa, yang menghendaki adanya media praktis dan interaktif untuk mempelajari bacaan shalat sunnah dan gerakannya. 

Oh ya, Aplikasi Si Nasshwa yang dikembangkan dengan program Android Geraaf ini bisa dijalankan di OS.Android 7.0 atau yang lebih baru dan sudah bisa didownload bebas di Google Playstore.
Mungkin faktor ini pula yang memberi nilai lebih pada penelitian saya ini, karena tidak mudah untuk mendaftar di Google Console sebagai syarat agar aplikasi kita bisa muncul di Playstore. 

Prosesnya pendaftaran di Google Console tidaklah mudah, 
Saya harus menunggu aplikasi ini diverifikasi Google, aplikasi akan dicek apakah ada pelanggaran copyright atau bug yang bisa membahayakan ponsel pengunduh nantinya. 
Total waktu yang saya butuhkan sekitar 10 hari. Versi Si Nasshwa yang pertama ditolak oleh Google Playstore, ada catatan yang harus saya perbaiki, karena ditemukan bug dan size aplikasi yang terlalu besar.  

Setelah perbaikan dan meningkatkan versi, akhirnya versi ke-2 aplikasi ini saya ajukan kembali izin uploadnya di Google Console dengan nama developer Lia Tech (Lia dari nama saya Yulia), setelah menunggu sekitar 3 hari, tepat tengah malam sekitar pukul 01.30 WIB saat saya dan tim berangkat ke bandara untuk terbang ke Bali, ijin dari Google Playstore pun keluar dan Si Nasshwa sudah duduk manis di Google Playstore. 
Campur aduk perasaan saya waktu itu, antara haru, lega dan bangga, aplikasi yang saya buat diakui dan diijinkan Google untuk masuk Playstore.

SI NASSHWA 
(Aplikasi Tuntunan Shalat Siswa Madrasah)

Si Nasshwa memiliki beberapa keunggulan dibandingkan aplikasi shalat sejenis yang tersedia di Playstore, antara lain :
  • Tokoh dalam aplikasi bukan kartun, tetapi siswa berusia remaja yang mempraktikkan secara nyata gerakan-gerakan dan bacaan shalat.
  • Terdapat video tutorial dan penjelasan lengkap tentang shalat-shalat sunnah
  • Aplikasi shalat sunnah pertama yang berisi Video berbagai macam shalat sunnah (tambahan) di luar shalat wajib yang dilakukan di waktu-waktu khusus, contohnya Shalat di saat sakit, sholat Jama dan Qoshor (menggabungkan shalat fardhu), Shalat Tahajud (shalat malam), Shalat Hajat dll.
  • Aplikasi yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum SKUA (Standar Kompetensi Ubudiyah Amaliyah Keagamaan) Madrasah Aliyah Kementerian Agama RI.
  • Terdapat challenge atau tantangan kejujuran bagi siswa (bila dia shalat lengkap dalam satu hari, 5 kali, maka siswa akan mendapatkan crown dan pujian)
  • Sizenya kecil, hanya 13 MB sehingga tidak memberatkan Smartphone pengguna
Sebagai aplikasi yang berangkat dari penelitian, tentu saja Si Nasshwa telah melalui ujicoba dan penilaian atau validasi dari validator. Si Nasshwa juga telah beberapa kali diujicobakan pada siswa, untuk dokumentasi ujicoba dapat dilihat di sini. Sedangkan untuk fullpapper laporan penelitian Si Nasshwa dapat dibaca, di sini.

Sebagai produk hasil penelitian,  aplikasi ini dinilai oleh ahli media pembelajaran dan ahli grafika, nilai rata-rata dari kedua validator adalah 90.90 dengan kategori Excellent atau layak digunakan dan rating di Google playstore mendapatkan bintang 5.0. 

Aplikasi ini juga telah diujicobakan pada sekitar 290 siswa. Untuk kepuasaan pengguna tercatat 90% siswa menyatakan aplikasi ini mudah digunakan, 84% siswa menjadi mengerti materi shalat sunnah dan 66% siswa ingin mempraktikkan shalat-shalat sunnah seperti yang ada di aplikasi. 
Berikut adalah Rincian dari Si Nasshwa yang terangkum dalam poster untuk penjurian.
Poster Pengembangan Si Nasshwa Saat Penjurian

Saat ujicoba produk penelitian, beragam tanggapan Penggunaan SI NASSHWA dapat dilihat di sini. Berikut adalah salah satu testimoni siswa tentang Si Nasshwa :


Saat penjurian pun tiba, 
Kompetisi IRTC tidak hanya presentasi produk, melainkan juga pameran produk hasil penelitian. Kami mengikuti pameran berkelas Internasional tanggal 7 - 11 November 2024 di Universitas Udayana Bali. Karena lomba tingkat Internasional, tentu saja saya dan tim dari MAN 2 Mojokerto mempresentasikan produk kami menggunakan bahasa Inggris. Padahal saya guru bahasa Jepang loh, hehehe... 
Itu merupakan tantangan tersendiri bagi saya khususnya, karena kadang otak saya perlu loading beberapa waktu untuk alih kode bahasa dari Indonesia-Jepang baru kemudian Inggris. Sejak saat itu, saya bertekad untuk belajar lagi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya.


Jurinya juga berasal dari Malaysia yang full bertanya dalam bahasa Inggris. 
Salah satu jurinya adalah non Islam, tetapi beliau malah mengapresiasi Si Nasshwa dengan komentar positif. Sementara juri satunya memberi motivasi agar aplikasi ini dikembangkan untuk perangkat lainnya seperti Ios. Hal itu karena di Malaysia pengguna Ios lebih banyak daripada Android. 
Wah, sungguh menjadi tantangan bagi kami tim MAN 2 Mojokerto, khususnya saya pengembang aplikasi. 

Dan, tarraaaa.... 
Pengumuman hasil penjurian yang dinanti-nanti selama 3 haripun tiba. 
Saat pimpinan IYSA dan IRTC sambutan, hati saya deg-deg tidak karuan, resah dan gelisah menunggu pengumuman. Beberapa kategori telah dibacakan dan saat pengumuman peraih medali perak diumumkan, saya sangat lega bukan kami yang mendapatkannya, sekaligus itu artinya kamilah yang mendapatkan medali emas. 

Syukur yang tak terhingga pada Allah SWT yang telah membimbing kami sejak awal proses hingga di titik ini, juga support dari berbagai pihak yang membuat kami terus bersemangat dan tidak mudah menyerah. Medali Emas yang saya peroleh ini saya dedikasikan untuk madrasah dan seluruh murid-murid saya tercinta.
Saat dinyatan meraih medali Emas IRTC 2023

Pengalaman lomba yang luar biasa, 
Tidak hanya pengalaman dan ilmu baru yang saya peroleh dari mengikuti lomba ini, tetapi juga networking yang semakin luas. Saya mendapatkan kenalan baru guru-guru dari negara-negara lainnya dan offcourse kami berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. 
Bersama Mrs Lidia dari Mexico

Ucapan selamat dari berbagai pihak tidak membuat saya "terbang", tetapi malah membuat tekad saya untuk terus berinovasi semakin tinggi. Saya bertekad tahun 2024 ini  saya bisa kembali mengikuti IRTC di Bali dengan inovasi baru lainnya di dunia pendidikan. 

Ucapan selamat dan sukses dari madrasah

Sertifikat dan medali Emas IRTC 2023

Setelah Si Nasshwa, saya berencana mengembangkan Literacy Game yang berbasis Web untuk meningkatkan minat membaca siswa. 
Game tersebut saat ini tengah saya kembangkan untuk mengikuti lomba Internasional kembali, nama gamenya "The Pirates of Nusantara's Sea". 
Saya spill sedikit tentang game ini ya, Game "The Pirates of Nusantara's Sea" terinspirasi dari kekayaan alam, budaya, flora dan fauna bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang kadang kita tidak menyadarinya, dikemas apik dalam cerita bajak laut yang berlayar di kepulauan Indonesia dan menemukan "harta karun" berupa icon dari masing-masing daerah. Bila siswa bisa menjawab soal literasi yang disajikan dari masing-masing pulau, maka mereka akan mendapatkan "Harta Karun" yang bisa mereka koleksi. 

Game berbasis website ini dijalankan dengan bahasa pemrograman Java dengan cara bermain yang mudah. Kapan-kapan akan saya bahas lebih detail tentang game ini ya.

Dunia akan terus berkembang, sebagai guru kita tidak dapat menolak berkembangnya teknologi yang kian pesat. Bersahabatlah dengan teknologi, maka pembelajaran untuk siswa kita akan semakin menyenangkan. Selamat Datang di Digitalisasi Pendidikan, Selamat berinovasi.

--Salam--
Yulia Yusuf