Sunday, October 27, 2019

CANDI GEDUNG SONGO SEMARANG

WISATA UNIK
MIXING SEJARAH Vs ALAM Vs KEKINIAN
Candi pertama
kama,.. kama,.. kama,...
menira puja sekar palapa
pada Semesta menira menghamba
pada akar menira bisikkan
menira ingin sepertinya
menusuk tanah tanpa melukai
merambat kuat tanpa menyakiti
membesar kokoh tanpa jumawa di hati
kama,.. kama,.. kama,..
arumi sekar Nirwana
puja

Hai sobat Blogger,...
Tanah Jawa ternyata menyimpan hasil budaya yang sangat kaya di setiap daerah. Bangunan bersejarah wujud sebuah peradaban bisa kita temui di berbagai tempat di pulau Jawa. Walaupun Mojokerto sendiri kaya akan candi peninggalan kerajaan besar Majapahit, tetapi bila kalian menginginkan mempelajari budaya sekaligus berpetualang maka Candi gedung Songo Semarang adalah pilihan yang tepat.

Candi Gedung Songo terletak di Semarang. Kurang lebih 15 km dari poros jalan tol Surabaya-Semarang. Candi ini berbeda dari candi-candi lainnya, bila pada umumnya bangunan candi mengelompok dalam satu tempat, maka bangunan candi gedung Songo yang seperti namanya Songo (sembilan buah_Jawa_) tersebar dalam satu areal di lereng pegunungan Ungaran Semarang. 
Jarak antara satu candi ke candi berikutnya lumayan jauh. Dari candi pertama yang ada di kaki gunung hingga candi terakhir yang terletak di puncak gunung kira-kira total jaraknya 4 km... wuih,..... (membayangkannya saja bikin sesak nafas ya guys,.. hehhe...)

Track yang berkelok, tanjakan terjal dan turunan curam
Bila kalian senang berpetualang dan hiking, maka menaklukkan candi gedung Songo hingga mencapai ke sembilan candinya adalah sebuah challenge tersendiri. Tapi sebelum mendaki pastikan kesehatan kalian benar-benar fit ya guys,... 
Pemandangan dari Candi ke-tiga,
terlihat gunung Merapi dan Rawa Pening di kejauhan
Candi ke-tiga GEDONG SONGO




















candi ke-empat
Suhu pegunungan yang dingin dan track yang harus dilewati menanjak terjal benar-benar membutuhkan nafas yang panjang dan dalam. 
Tips dari saya,... 
bernafaslah menggunakan teknik pernafasan Yoga, yaitu bernafas dengan cara tidak boros, bernafas menggunakan hidung dan tetap kunci mulut rapat-rapat walaupun kalian terengah-engah, tenangkan pikiran dan redam denyut jantung dengan menyimpan nafas dalam-dalam di perut. Tips tersebut sudah saya lakukan dan alhamdulillah dari semua pembina perempuan, saya adalah satu-satunya cewek yang survive yang bisa menaklukkan 9 candi dengan jalan kaki lho,.....
tetap tersenyum manis sesaat setelah sampai di puncak candi ke-sembilan
Seperti halnya candi pada umumnya, di dalam masing-masing candi terdapat altar pemujaan. Altar ini bentuknya meja persegi dari batu Andhesit yang digunakan untuk bangunan candi. Terdapat setangkup bunga setaman, air kendi dan kembang Kanthil. 
Untuk menghormati kemistisan candi ini, tolong jangan dipegang atau diambil sesaji ini ya guys,.... Don't touch deh pokoknya, daripada kenapa-kenapa nantinya. Bukankah lebih baik kita saling menghormati segala kepercayaan daripada menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Toh kita bukan pemegang kunci surga, jadi jangan sok jumawa di tempat peribadatan agama atau kepercayaan lainnya.
altar sesaji di dalam candi
Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan sawah yang hijau serta pohon-pohon pinus dan cemara yang usianya sudah ratusan tahun. Akar-akar besar menggantung seolah Gurita raksasa yang membelit batang pohon. Pemandangan eksotis yang jarang kita temui di perkotaan. 
Berhentilah sebentar di sini, tenangkan degup jantung dan hirup Oksigen gratis yang berlimpah di bawah pohon. Jangan lupa untuk bertasbih akan kebesaran Alloh, kita akan merasa hanya debu  dalam semesta ini.
Pada akar aku berbisik, aku ingin menjadi sepertinya,...


Setelah candi ke lima, kita akan menemukan pemandian air panas, yang di dekatnya terdapat semburan gas bumi yang bau Belerangnya sangat menusuk hidung. Menurut masyarakat setempat celah keluarnya gas tersebut telah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Suara desisan gas terdengar sangat keras di antara celah-celah cadas yang warnanya sudah menghitam. Mungkin gas tersebut telah membuat reaksi Kimia sehingga cadas yang asalnya bewarna putih menjadi hitam.
semburan gas belerang setelah candi ke li
Buat kalian yang kondisi kesehatannya tidak fit, untuk mencapai ke-sembilan candi sebenarnya ada cara praktis yaitu berkuda. Kalian akan dikenakan tarif Rp. 120.000 lengkap dengan joki yang selalu mendampingi. Karena ada jalur kuda, maka di candi yang paling atas yaitu candi ke-sembilan terdapat areal luas yang digunakan sebagai istal kuda.

Dari pelataran candi ke-sembilan ini pula kita bisa melihat seluruh daerah Ungaran Semarang. Di kejauhan terlihat gunung Merapi dan rawa Pening. Semua tempat tersebut terkenal kemistisannya. Begitu disebut gunung Merapi, maka yang terlintas pertama di benak saya adalah Mak lampir bersama mantili dan Brama Kumbaranya,... hehhehe...

Bagi kalian yang tidak kuat hiking jangan khawatir, di dekat pintu masuk Gedung Songo terdapat wahana wisata yang lagi ngehits, yang bernama AYANAZ. 
Setelah mendaki gunung dan menuruni lembah, ada baiknya kalian bersantai sambil berselfie ria di tempat ini. Tiket masuk masing-masing orang cukup murah yaitu hanya Rp. 20.000 saja. Cukup murah bukan, dijamin pasti setelah pulang dari AYANAZ, galeri Instagram kalian akan penuh dengan foto-foto keren.
AYANAZ
AYANAZ SEMARANG

AYANAZ SEMARANG
AYANAZ
AYANAZ SEMARANG
Nunjuk apa toh mbak?

AYANAZ
Balon Udara AYANAZ
AYANAZ SEMARANG
AYANAZ 
Nah guys,...
wisata unik mixing antara sejarah, alam dan kekinian hanya ada di Gedong Songo Ungaran. 
So,.. Tunggu apa lagi?,...
Segera kemasi ransel kalian dan tunjukkan nyalimu, buktikan pada dunia kalian penakluk "GEDONG SONGO" Semarang..!!

Salam hangat
_LIA CHAN_

Don't forget, Happiness is created not only awaited

DESA WISATA PUJON KIDUL MALANG

MENIKMATI HANGATNYA KOPI DIANTARA KELOPAK MATAHARI DAN SEMILIR ANGIN GUNUNG PANDERMAN


"Himawari no yakusoku" (Janji bunga Matahari)
"Himawari no youna massugu na sono yasashi sa o
nukumori o zenbu,...."
...Kau yang lembut seperti bunga Matahari dan segala kehangatannya itu...

Hai sobat blogger,..

Kali ini edisi jalan-jalan "Lia Chan" akan mengulik tentang suatu tempat wisata alam yang pastinya bakal memanjakan mata kalian dengan pemandangan alamnya yang indah dan tempatnya yang oke buat bersantai bersama keluarga atau orang tersayang.

Bagi generasi millenial nongkrong di cafe merupakan lifestyle untuk membangun relationship atau sekedar pencitraan diri saja. Cafe yang dipilih biasanya yang sedang hits atau  kekinian, tempatnya pun mesti strategis dan menu makanannya harus instagramable. Sudah bukan hal yang aneh bila saat ini bukan do'a yang dilakukan saat hidangan ada di depan mata, melainkan mulai setting kamera lalu cekrek-cekrek dan klik, upload,... hehehe,... bahkan respon para follower kadang lebih cepat dari menghabiskan makanannya sendiri. 

Rasa kopi dari dulu ya begitu itu.
Pepatah mengatakan, "sesempurna apapun kopi yang kamu seduh, pasti masih menyimpan rasa pahit yang tidak bisa disembunyikan". Yang membuatnya berbeda adalah di mana dan dengan siapa kopi itu kita nikmati.

Nah, kali ini bila kalian bosan untuk menikmati secangkir kopi hitam di tempat itu-itu saja, mungkin tempat ini bisa kalian coba kunjungi.
Yup,.. CAFE SAWAH, itu adalah sebutan di plakat besar di papan penunjuk arah sepanjang jalan raya Pujon-Batu Malang. Nama ini pula yang sering muncul bila kalian searching tempat ini menggunakan GPS atau Google map. Padahal sebenarnya nama resmi tempat ini adalah  "Desa Wisata Pujon Kidul-Malang". 

Desa Pujon Kidul malang
Tempat ini letaknya sangat strategis, di dekat wisata terkenal Cuban Rondo dan diapit oleh dua pegunungan yaitu Gunung Banyak dan gunung Panderman. Jadi tidak heran bila udara di sini sangat bersih, sejuk dan segar.

Saat saya datang ke tempat ini, kebetulan bunga-bunga Matahari sedang bermekaran indah. Sehingga sejauh mata memandang terlihat hamparan bunga kuning yang berjajar menghadap ke arah timur dengan kelopak bunga yang mekar indah dan putik besar bewarna coklat yang membentuk bulatan sempurna. Kalian harus merasakan sensasi ngopi di tengah bunga-bunga Matahari ini, semilir angin sawah dan disaksikan dua gunung yang menjulang di kejauhan adalah moment romantis yang tak tergantikan,... ciee... hehehehe.

Andai saya seorang pria, maka suasana seromantis ini yang akan saya cari untuk melamar pujaan hati saya,... sayangnya saya wanita,... hahaha...
Jadi ingat sebuah lagu Jepang "Himawari no yakusoku" (Janji Bunga Matahari) yang saya tulis di prolog catatan jalan-jalan kita kali ini.

menikmati Kopi susu di tengah hamparan bunga Matahari
Pesona tempat ini tidak cukup hanya hamparan ladang bunga saja, apa yang tidak ditemukan di cafe modern, bisa kita temui di sini. Ratusan ikan emas dengan warna sisik orange, putih, merah dan perpaduan dari semua warna, lincah berenang di dalam kolam-kolam yang ada di sepanjang pematang sawah. Sementara sekawanan Bebek berbulu putih mulus saling berkejaran dalam koloninya di kolam lainnya. Bila Tuhan menciptakan taman surga, tidak belebihan bila menyebut tempat ini adalah satu serpihan surga yang jatuh di bumi.

Di tempat ini tidak hanya mata kita yang dimanjakan oleh suguhan pemandangan yang mempesoana, urusan perutpun kita akan dimanjakan dengan sajian makanan tradisional semacam nasi jagung, pepes ikan dan lalapan. Saya sangat lahap menyantap sayuran hijau mentah yang segar, karena saya tahu sayur-sayur itu dipetik langsung dari ladang di depan saya.
Yup... tomat, selada, kubis, wortel ditanam diantara deretan bunga Matahari. Konsep pemanfaatan lahan dan sanitasi yang sangat cerdas menurut saya. 



Bayangkan, untuk menikmati semua keindahan tersebut, kalian hanya butuh merogoh kantong Rp. 8000 saja untuk tiket masuk. Harga yang terlalu murah untuk sebuah tadabur alam yang mengesankan. Bercengkerama dengan alam, menghirup dalam-dalam oksigen alami dan menyimpannya di paru-paru terdalam membuat pikiran tenang dan hati sangat nyaman. Tidak terasa berjam-jam saya lewatkan di tempat ini, hingga senja mulai turun menyapa dan kopi susu saya telah dingin.


Untuk kalian yang sudah berkeluarga dan membawa anak-anak, di tempat ini juga disediakan wahana bermain berupa kolam renang dan spot-spot foto selfi yang kekinian lho. hanya dengan Rp. 10.000 atau menukarkan voucher tiket kita bisa berfoto dan berenang sepuasnya.

berbagai spot selfie
cerah
semanis gulali
sakura yang selalu kurindukan

Tunggu apa lagi guys,...
segera kemasi koper kalian dan meluncurlah ke desa Pujon Kidul Malang. Nikmatilah kopimu di atas serpihan surga yang tercecer di muka bumi, kembali dan bersatulah dengan alam. Karena Semesta akan membuatmu hidup lebih dari sekedar hidup.

_Salam_
Lia Chan

Don't forget!,... Happiness is created not only awaited