Rabu, 06 November 2024

MENGIKUTI PELATIHAN COUNTERPART DI JAPANESE LANGUAGE INSTITUTE KITA URAWA JEPANG

Minnasan, Konnichiwa,...

Hai guys, 

Tahun 2024 ini adalah tahun yang bersejarah bagi perkembangan pendidikan bahasa Jepang di madrasah Aliyah yang ada dalam naungan Kementerian Agama RI, betapa tidak, MOC atau (Memorandum of Cooperation) antara Direktorat KSKK Kementerian Agama RI dan The Japan Foundation Jepang akhirnya ditandatangani sekitar bulan Oktober tahun 2023 yang lalu.

Terimakasih telah ditandatanganinya MOC 
antara Direktorat KSKK Kemenag RI dan The Japan Foundation

Syukuran MGMP Bahasa Jepang MA Jatim 
atas ditandatanganinya MOC Kemenag-JF Foundation
Penyerahan tumpeng dari pembina MGMP Bahasa Jepang MA Jatim 
ke Atase Pendidikan dan Budaya Konsulat Jenderal Jepang Surabaya

Tidak perlu menunggu lama, MOC tersebut langsung direalisasikan dalam beberapa program untuk madrasah di Indonesia, diantaranya adalah pengiriman Native Speaker dalam program Nihongo Partners dari The Japan Foundation untuk dua madrasah Aliyah di Indonesia, yaitu MAN 2 Mojokerto dan MAN Bandung Barat. Nihongo Partners (NP) merupakan asisten guru bahasa Jepang saat mengajar di kelas. Program Native speaker bahasa Jepang ini telah dilaksanakan di Kementerian Pendidikan sejak 10 tahun yang lalu dan saat ini telah memasuki NP gelombang 21.

Realisasi MOC antara Kemenag  RI - The Japan Foundation yang lain adalah pengiriman guru bahasa Jepang madrasah Aliyah untuk mengikuti Counterpart program ke Jepang. Dengan adanya native speaker dalam pembelajaran bahasa Jepang di madrasah, maka guru bahasa Jepang perlu mendapatkan pelatihan khusus yang dibimbing oleh para expert dari The Japan Foundation. Selain itu, guru bahasa Jepang juga harus memahami dan mendapatkan pengalaman budaya dengan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat Jepang.

Untuk bisa menjadi peserta counterpart kenshu di Jepang bukanlah hal yang mudah, ada beberapa test yang harus dilalui, antaralain seleksi dokumen, membuat lesson plan dalam bahasa Jepang dan screening kesehatan. Saya merasa beruntung dinyatakan lolos seleksi dan mendapatkan Grand letter untuk terbang dan belajar di negara matahari terbit ini. Saya adalah satu-satunya guru bahasa Jepang dari madrasah/Kemenag RI. Peserta pelatihan latihannya adalah 23 guru bahasa Jepang dari SMA/SMK se-Indonesia. 

Setelah materi di kelas pelatihan
bersama senseigata dari The Japan Foundation

Kami berangkat tanggal 28 Oktober 2024, dari Haneda disambung dengan penerbangan ke Ooita. Kami tinggal selama 3 hari di Ooita Jepang. Untuk keseruan kegiatan di Ooita akan saya ceritakan di artikel berbeda ya guys,...

Tanggal 31 Oktober sore, kami kembali ke Tokyo untuk selanjutnya ke kampus Japanese Language Institute untuk melanjutkan pelatihan kami di JF center Kita Urawa Saitama shi Jepang. 

Materi pelatihan yang harus kami pelajari bermacam-macam, diantaranya adalah menyusun lesson plan 「従業の流れ」, praktik mengajar「麦従業」, pengalaman budaya「文化体験」, kunjungan ke Universitas dan SMA Jepang「学校訪問」, project work 「プロジェクトーワーク」tentang kehidupan sosial masyarakat Jepang dan presentasi hasil observasi「発表」.

Program pelatihan guru bahasa Jepang di Jepang ini tentu saja bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Jepang di Madrasah Aliyah Indonesia. Saat ini pembelajaran bahasa Jepang di madrasah memiliki standard yang sama dengan pembelajaran bahasa Jepang di SMA/SMK lainnya. Pembelajaran bahasa Jepang yang berkualitas tentu saja sesuai dengan visi Direktorat KSKK, yaitu maju bermutu dan mendunia. 






Selasa, 15 Oktober 2024

Belajar Shodou-Kaligrafi Jepang Bersama Native Speaker

Pengen pintar Bahasa Asing, Kuncinya cuman Satu, Gunakan Bahasa Tersebut, 
Makin Sering semakin lancar pula cas cis cus kalian
Salah benar urusan belakang
Orang tidak pernah tahu dia salah bila tidak berani mencoba

Minnasan, Konnichiwa. Ogenki desuka

Sebagai orang Asing pembelajar bahasa Jepang kalian pasti sudah tahu  "Shodou" 「書道」, tetapi untuk sebagian orang juga masih belum mengenal Shodou dengan baik.

Shodou merupakan salah satu budaya Jepang yang terkenal, sebutan lain dari "Shodou" adalah Kaligrafi. 
Menulis Shodou sebenarnya adalah latihan untuk mengendalikan emosi, kognitif dan melatih kesabaran manusia. Shodou harus dilakukan dengan tenang. 

Sebagian orang menganggap "Shodou" sulit, karena selain menuliskannya ada banyak aturan, yang ditulis biasanya adalah huruf-huruf Kanji yang jumlahnya ribuan. 

Nah, kali ini saya mengajak kalian mengenal lebih dekat segala hal yang berkaitan dengan Shodou, kita berlatih bersama dengan Fujita Sensei_Native Speaker dari program Nihongo Partners The Japan Foundation.

Video pembelajaran ini telah dirancang untuk pembelajar pemula Bahasa Jepang, disampaikan dengan sederhana dengan bahasa Jepang level pembelajar pemula. Dengan menonton video ini motivasi siswa MAN 2 Mojokerto meningkat, respon ketertarikan siswa positif di angka 98.73 dan telah direkomendasikan oleh ahli materi dan grafika dengan nilai 87.89%, penelitiannya dapat di lihat di sini.

Pada video ini, kalian juga dapat belajar berbicara dan mendengarkan Bahasa Jepang dari teman-teman kalian Putri San dan rendi San. Jadi, melihat satu video, kalian akan banyak mendapatkan manfaatnya loh. Karena Video ini berbasis Youtube, jadi kalian juga bisa memutar video ini berulang-ulang dari mana saja dan kapan saja. 

Tunggu apa lagi, 
Stay tune di video pembelajaran Shodou yang berjudul "Shodou" o yarimashou!, Ayo belajar Shodou Bersama NP (Nihongo Partners) di Madrasah , Jya, Tanoshiku manabimashou!!

_Salam_



Minggu, 13 Oktober 2024

SI NASSHWA MENGANTARKANKU MERAIH MEDALI EMAS DI AJANG INTERNASIONAL

Dunia akan terus berkembang, 
Sebagai guru, kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi yang kian pesat. 
Digitalisasi adalah keniscayaan,
Bersahabatlah dengan teknologi, maka pembelajaran siswa akan kian menyenangkan. 

Oemar Bakrie Milienial tidak lagi identik dengan sepeda onthel tua warna hitam yang saat dikayuh berbunyi kriet-kriet karena kurang oli dan rantai yang mulai memerah karena karat.
Juga bukan guru dengan motor Honda oling tahun 70 an bewarna merah atau putih yang larinya maksimal 50 km/jam. 
Guru Milenial saat ini kerap terbang menggunakan pesawat Garuda, JAL atau ANA, ya setidaknya Lion Air atau Batik ke-sana ke-mari untuk upgrade ilmu atau berkompetisi tingkat Nasional bahkan Internasional. Walaupun semuanya masih di kelas ekonomi sih, tetapi lumayan lah, karena semua tiket tidak pernah beli sendiri, selalu ditanggung panitia penyelenggara atau dikirim instansi yang mengundang.
Berangkat Subuh dengan Lion Air Ke Bali, 7 November 2023

Saya bersama tim dari MAN 2 Mojokerto (Mr. Rodli dan ibu Trisya W) saat itu tengah mengikuti Kompetisi IRTC (International Research Teacher Competition) tahun 2023 yang diselenggarakan IYSA (Indonesia Young Scientist Association). Sebagai satu tim, kami bekerjasama secara solid sejak awal penelitian hingga penjurian. 

IRTC merupakan lomba tingkat Internasional yang diikuti oleh guru dari beberapa negara. Yang dilombakan adalah karya inovasi di bidang sains, bahasa dan pendidikan.
Tahun 2023 kemarin, Saya mengangkat judul penelitian "Developing Media of Praying Guidance Based on Android for Madrasah Aliyah Students of Mojokerto Regency", penelitian ini membahas  kesulitan siswa saat melakukan shalat-shalat sunnah dalam kondisi tertentu. Shalat sunnah dalam Islam sangat banyak sekali jenisnya dan masing-masing shalat tersebut berbeda dalam lafal, waktu, kegunaan dan gerakannya, sehingga kadang menyulitkan siswa untuk menghafalkan bacaan masing-masing shalat tersebut. 
Siswa Aliyah/SMA saat ini kurang tertarik dengan media buku fisik dan sejenisnya, mereka menyukai yang instan dan fleksibel, media pembelajaran yang dapat dibuka di mana saja saat mereka ingin membukanya. Dari situlah ide untuk membuat sebuah media yang disukai siswa khususnya remaja mulai muncul.

Metode penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah R & D (Research and Development) atau yang dikenal juga dengan penelitian Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development and Implementation, Evaluation). 

Karena penelitian pengembangan, tentu saja penelitian ini menghasilkan sebuah produk, yaitu Aplikasi Android yang diberi nama Si Nasshwa (Aplikasi Tuntunan Shalat Siswa Madrasah).  Aplikasi yang saya kembangkan ini berangkat dari need analisis atau analisis kebutuhan siswa, yang menghendaki adanya media praktis dan interaktif untuk mempelajari bacaan shalat sunnah dan gerakannya. 

Oh ya, Aplikasi Si Nasshwa yang dikembangkan dengan program Android Geraaf ini bisa dijalankan di OS.Android 7.0 atau yang lebih baru dan sudah bisa didownload bebas di Google Playstore.
Mungkin faktor ini pula yang memberi nilai lebih pada penelitian saya ini, karena tidak mudah untuk mendaftar di Google Console sebagai syarat agar aplikasi kita bisa muncul di Playstore. 

Prosesnya pendaftaran di Google Console tidaklah mudah, 
Saya harus menunggu aplikasi ini diverifikasi Google, aplikasi akan dicek apakah ada pelanggaran copyright atau bug yang bisa membahayakan ponsel pengunduh nantinya. 
Total waktu yang saya butuhkan sekitar 10 hari. Versi Si Nasshwa yang pertama ditolak oleh Google Playstore, ada catatan yang harus saya perbaiki, karena ditemukan bug dan size aplikasi yang terlalu besar.  

Setelah perbaikan dan meningkatkan versi, akhirnya versi ke-2 aplikasi ini saya ajukan kembali izin uploadnya di Google Console dengan nama developer Lia Tech (Lia dari nama saya Yulia), setelah menunggu sekitar 3 hari, tepat tengah malam sekitar pukul 01.30 WIB saat saya dan tim berangkat ke bandara untuk terbang ke Bali, ijin dari Google Playstore pun keluar dan Si Nasshwa sudah duduk manis di Google Playstore. 
Campur aduk perasaan saya waktu itu, antara haru, lega dan bangga, aplikasi yang saya buat diakui dan diijinkan Google untuk masuk Playstore.

SI NASSHWA 
(Aplikasi Tuntunan Shalat Siswa Madrasah)

Si Nasshwa memiliki beberapa keunggulan dibandingkan aplikasi shalat sejenis yang tersedia di Playstore, antara lain :
  • Tokoh dalam aplikasi bukan kartun, tetapi siswa berusia remaja yang mempraktikkan secara nyata gerakan-gerakan dan bacaan shalat.
  • Terdapat video tutorial dan penjelasan lengkap tentang shalat-shalat sunnah
  • Aplikasi shalat sunnah pertama yang berisi Video berbagai macam shalat sunnah (tambahan) di luar shalat wajib yang dilakukan di waktu-waktu khusus, contohnya Shalat di saat sakit, sholat Jama dan Qoshor (menggabungkan shalat fardhu), Shalat Tahajud (shalat malam), Shalat Hajat dll.
  • Aplikasi yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum SKUA (Standar Kompetensi Ubudiyah Amaliyah Keagamaan) Madrasah Aliyah Kementerian Agama RI.
  • Terdapat challenge atau tantangan kejujuran bagi siswa (bila dia shalat lengkap dalam satu hari, 5 kali, maka siswa akan mendapatkan crown dan pujian)
  • Sizenya kecil, hanya 13 MB sehingga tidak memberatkan Smartphone pengguna
Sebagai aplikasi yang berangkat dari penelitian, tentu saja Si Nasshwa telah melalui ujicoba dan penilaian atau validasi dari validator. Si Nasshwa juga telah beberapa kali diujicobakan pada siswa, untuk dokumentasi ujicoba dapat dilihat di sini. Sedangkan untuk fullpapper laporan penelitian Si Nasshwa dapat dibaca, di sini.

Sebagai produk hasil penelitian,  aplikasi ini dinilai oleh ahli media pembelajaran dan ahli grafika, nilai rata-rata dari kedua validator adalah 90.90 dengan kategori Excellent atau layak digunakan dan rating di Google playstore mendapatkan bintang 5.0. 

Aplikasi ini juga telah diujicobakan pada sekitar 290 siswa. Untuk kepuasaan pengguna tercatat 90% siswa menyatakan aplikasi ini mudah digunakan, 84% siswa menjadi mengerti materi shalat sunnah dan 66% siswa ingin mempraktikkan shalat-shalat sunnah seperti yang ada di aplikasi. 
Berikut adalah Rincian dari Si Nasshwa yang terangkum dalam poster untuk penjurian.
Poster Pengembangan Si Nasshwa Saat Penjurian

Saat ujicoba produk penelitian, beragam tanggapan Penggunaan SI NASSHWA dapat dilihat di sini. Berikut adalah salah satu testimoni siswa tentang Si Nasshwa :


Saat penjurian pun tiba, 
Kompetisi IRTC tidak hanya presentasi produk, melainkan juga pameran produk hasil penelitian. Kami mengikuti pameran berkelas Internasional tanggal 7 - 11 November 2024 di Universitas Udayana Bali. Karena lomba tingkat Internasional, tentu saja saya dan tim dari MAN 2 Mojokerto mempresentasikan produk kami menggunakan bahasa Inggris. Padahal saya guru bahasa Jepang loh, hehehe... 
Itu merupakan tantangan tersendiri bagi saya khususnya, karena kadang otak saya perlu loading beberapa waktu untuk alih kode bahasa dari Indonesia-Jepang baru kemudian Inggris. Sejak saat itu, saya bertekad untuk belajar lagi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya.


Jurinya juga berasal dari Malaysia yang full bertanya dalam bahasa Inggris. 
Salah satu jurinya adalah non Islam, tetapi beliau malah mengapresiasi Si Nasshwa dengan komentar positif. Sementara juri satunya memberi motivasi agar aplikasi ini dikembangkan untuk perangkat lainnya seperti Ios. Hal itu karena di Malaysia pengguna Ios lebih banyak daripada Android. 
Wah, sungguh menjadi tantangan bagi kami tim MAN 2 Mojokerto, khususnya saya pengembang aplikasi. 

Dan, tarraaaa.... 
Pengumuman hasil penjurian yang dinanti-nanti selama 3 haripun tiba. 
Saat pimpinan IYSA dan IRTC sambutan, hati saya deg-deg tidak karuan, resah dan gelisah menunggu pengumuman. Beberapa kategori telah dibacakan dan saat pengumuman peraih medali perak diumumkan, saya sangat lega bukan kami yang mendapatkannya, sekaligus itu artinya kamilah yang mendapatkan medali emas. 

Syukur yang tak terhingga pada Allah SWT yang telah membimbing kami sejak awal proses hingga di titik ini, juga support dari berbagai pihak yang membuat kami terus bersemangat dan tidak mudah menyerah. Medali Emas yang saya peroleh ini saya dedikasikan untuk madrasah dan seluruh murid-murid saya tercinta.
Saat dinyatan meraih medali Emas IRTC 2023

Pengalaman lomba yang luar biasa, 
Tidak hanya pengalaman dan ilmu baru yang saya peroleh dari mengikuti lomba ini, tetapi juga networking yang semakin luas. Saya mendapatkan kenalan baru guru-guru dari negara-negara lainnya dan offcourse kami berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. 
Bersama Mrs Lidia dari Mexico

Ucapan selamat dari berbagai pihak tidak membuat saya "terbang", tetapi malah membuat tekad saya untuk terus berinovasi semakin tinggi. Saya bertekad tahun 2024 ini  saya bisa kembali mengikuti IRTC di Bali dengan inovasi baru lainnya di dunia pendidikan. 

Ucapan selamat dan sukses dari madrasah

Sertifikat dan medali Emas IRTC 2023

Setelah Si Nasshwa, saya berencana mengembangkan Literacy Game yang berbasis Web untuk meningkatkan minat membaca siswa. 
Game tersebut saat ini tengah saya kembangkan untuk mengikuti lomba Internasional kembali, nama gamenya "The Pirates of Nusantara's Sea". 
Saya spill sedikit tentang game ini ya, Game "The Pirates of Nusantara's Sea" terinspirasi dari kekayaan alam, budaya, flora dan fauna bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang kadang kita tidak menyadarinya, dikemas apik dalam cerita bajak laut yang berlayar di kepulauan Indonesia dan menemukan "harta karun" berupa icon dari masing-masing daerah. Bila siswa bisa menjawab soal literasi yang disajikan dari masing-masing pulau, maka mereka akan mendapatkan "Harta Karun" yang bisa mereka koleksi. 

Game berbasis website ini dijalankan dengan bahasa pemrograman Java dengan cara bermain yang mudah. Kapan-kapan akan saya bahas lebih detail tentang game ini ya.

Dunia akan terus berkembang, sebagai guru kita tidak dapat menolak berkembangnya teknologi yang kian pesat. Bersahabatlah dengan teknologi, maka pembelajaran untuk siswa kita akan semakin menyenangkan. Selamat Datang di Digitalisasi Pendidikan, Selamat berinovasi.

--Salam--
Yulia Yusuf


Rabu, 15 November 2023

LOGO MAN 2 MOJOKERTO DAN LOGO KEMENAG

Bagi siswa atau alumni MAN 2 MOJOKERTO (dulunya bernama MAN SOOKO) berikut adalah logo madrasah yang terbaru.
LOGO MAN 2 MOJOKERTO NEW

Logo disempurnakan dari sebelumnya, karena agar lebih simetris dan artistik.
Kalian bisa download di link berikut ini LOGO MAN 2 MOJOKERTO NEW


Nah, biasanya di Flyer atau benner, logo MAN 2 Mojokerto ini disandingkan dengan logo Kementerian Agama RI.
Logo Kementerian Agama RI yang baru bersimbol padi dan kapas yang bewarna kuning dan putih serta limas yang sama sisinya.

Agar kalian tidak bingung mencari Logo Kemenag RI yang benar, maka kalian juga bisa mendownloadnya juga di sini. LOGO KEMENAG RI

Selasa, 21 April 2020

DASTER DAN SARUNG Vs NILAI SISWA SAAT WORK FROM HOME

18 tahun saya mengajar, tepatnya 18 tahun kurang 3 bulan. Lama?, lumayan. Tapi tetap saya merasa menjadi guru yang baru kemarin sore, guru bau kencur di tengah teman-teman hebat saya di sekolah. Selama 18 tahun, tidak sekalipun saya punya pikiran memantau ujian hanya memakai daster longgar, klosotan di lantai sambil ngemil rengginang rasa trasi yang saya beli dari seorang teman lewat online.
Saya yakin, kolega saya yang lain juga melakukan hal yang sama, ada yang melaksanakan ujian dengan memakai babydoll longgar atau bahkan ada yang hanya menggunakan sarung dan kaos oblong saja. Hayo, silahkan angkat tangan, bila malu, cukup senyum simpul saja.

Selama 18 tahun kurang 3 bulan, sistem ujian mata pelajaran saya, normal seperti lazimnya guru memberi ujian pada siswa. Duduk di depan kelas memakai seragam dinas resmi, ber high heels dan 15 menit sekali berjalan berkeliling kelas.
Apalagi bila ujian resmi, _ kebetulan saya adalah proktor ujian CBT (Computer Based Test) di sekolah _, jadi seragam "tempur" saat ujian bertambah satu, name card yang tergantung di leher dengan tali panjang sampai ke dada.

Tidak pernah selama ini saya membayangkan menunggu ujian dengan memakai daster dan "melantai".
Falsafah agung Jawa, "Ajine rogo soko busono" seolah tak berarti lagi saat pembelajaran dari rumah. Fokusnya adalah siswa dapat belajar dengan baik, guru pun memenuhi kewajibannya untuk mengajar. Notabene tanpa melihat baju apa yang tengah dipakai, hingga ekstremnya, kadang saya belum mandi sudah duduk manis depan laptop dan menjalankan tugas saya. Selama bau belum bisa didownload, tidak mandi pun tidak masalah bukan. Kecuali, bila pembelajaran memakai video conference, saya kira harus dipikir lagi bila guru nekat tidak mandi dan memakai daster.
Pagebluk Corona ini memang benar-benar telah mengubah peradaban. Menjungkir balikkan kelaziman.

Ujian di tengah wabah Corona ini mengubah stigma horornya ujian. Tidak hanya guru, siswapun, saya percaya tidak jauh berbeda. Mereka juga memakai baju rumahan dan kadang belum mandi juga.
Siswa mengerjakan ujian di tengah keluarga yang hangat dan lingkungan terbaiknya yaitu keluarga.
Hasil ujiannya bagaimana?, tidak ada masalah dengan hasil ujiannya. Distribusi nilai dalam taraf wajar, ada yang bagus, ada yang lumayan dan tentu saja ada yang di bawah standar juga. Tetapi yang mendapat nilai di bawah standar bukan karena gurunya memakai daster lho ya.
Jadi tidak ada kolerasi antara pengawas memakai daster atau seragam dinas dengan hasil ujian siswa.

Pun saat melakukan teaching from home. Saya tidak menyangka bila ternyata guru itu multi tasking Karena semua sedang di rumah, anak-anak juga tidak sekolah, maka sebagai ibu saya harus menyiapkan masakan buat mereka, sementara di lain pihak ada tuntutan tugas untuk mengajar daring. Anda bisa membayangkan, bagaimana laptop bisa ada di depan kompor, sementara tangan saya sibuk menggoreng tetapi mata dan pikiran saya fokus ke laptop.
Jangan tanya kali ini saya memakai baju apa. Jelas, karena sedang di rumah, jadi ya seragam kebesaran seorang ibu rumah tangga yang saya kenakan, babydoll kain tipis, yang sudah sedikit kumal dan lusuh karena dicuci berkali-kali. Jangan tanya juga apakah gorengan saya pernah gosong gara-gara kelamaan menjawab pertanyaan siswa.

Bila masuk notifikasi pertanyaan dari siswa maka buru-buru saya letakkan spatula dan mengetikan penjelasan di laptop. Yang saya takutkan hanya satu, laptop saya tersiram minyak panas atau saya tidak sadar mengetik di keyboard menggunakan spatula.



Lucunya lagi, ibu saya (pensiunan kepala sekolah), bertanya sikap aneh saya, memasak sambil sebentar-sebentar lihat laptop,
"nduk, awakmu lapo?, masak karo ngedep laptop" (nduk, kamu ngapain, masak sambil lihat laptop)
"kulo mulang bu. Niki asline kulo mulang, tapi nggih kulo sambi masak" (saya ngajar bu, aslinya saya sedang ngajar sekarang, tapi saya sambi masak)
"mulang model opo ngunu kuwi. Lha muridmu ga eroh awakmu dasteran. Zamane ibuk biyen ga onok mulang model awakmu ngene" (ngajar model apa itu, apa muridmu ga bisa lihat kalo kamu dasteran. Zamannya ibu dulu ga ada yang ngajar model seperti kamu). 

Zaman sudah berganti, daster dan sarungpun saat pandemi Corona ini sudah diakui sebagai seragam sah seorang guru saat mengajar.

Belum lagi saat harus absen online, yang menggunakan aplikasi GPS Camera. Absennya ada batasan pukul 6.45-9.00, tentu jam-jam itu adalah jam crowded ibu rumah tangga di dapur.
Dalam kondisi tetap memakai daster, saya comot cardigan, hijab slup (tanpa peniti), lipstikan n senyum manis di depan kamera. Foto yang saya lihatkan hanya separuh badan, dada ke atas saja, sementara dada ke bawah... oh No!, untuk menuliskannya di sini saja saya sudah malu sekali.
Operator dan kepala sekolah tahunya saya sudah rapi mulai dari dada ke atas,
padahal saya hanya memakai daster pendek yang kadang ujungnya sangat kucel dan bekas jahitan.

Lagi-lagi hebatnya Corona, bisa membuat sesuatu yang tidak lazim menjadi lumrah dan bisa dimaklumi. Seperti daster, sarung dan babydoll, maka saat pengajaran daringpun, guru boleh dong sambil memegang spatula, cobek dan ulekan, kan guru itu multi tasking... Hahahaha...

Salam Takdhim
yulia

Minggu, 27 Oktober 2019

CANDI GEDUNG SONGO SEMARANG

WISATA UNIK
MIXING SEJARAH Vs ALAM Vs KEKINIAN
Candi pertama
kama,.. kama,.. kama,...
menira puja sekar palapa
pada Semesta menira menghamba
pada akar menira bisikkan
menira ingin sepertinya
menusuk tanah tanpa melukai
merambat kuat tanpa menyakiti
membesar kokoh tanpa jumawa di hati
kama,.. kama,.. kama,..
arumi sekar Nirwana
puja

Hai sobat Blogger,...
Tanah Jawa ternyata menyimpan hasil budaya yang sangat kaya di setiap daerah. Bangunan bersejarah wujud sebuah peradaban bisa kita temui di berbagai tempat di pulau Jawa. Walaupun Mojokerto sendiri kaya akan candi peninggalan kerajaan besar Majapahit, tetapi bila kalian menginginkan mempelajari budaya sekaligus berpetualang maka Candi gedung Songo Semarang adalah pilihan yang tepat.

Candi Gedung Songo terletak di Semarang. Kurang lebih 15 km dari poros jalan tol Surabaya-Semarang. Candi ini berbeda dari candi-candi lainnya, bila pada umumnya bangunan candi mengelompok dalam satu tempat, maka bangunan candi gedung Songo yang seperti namanya Songo (sembilan buah_Jawa_) tersebar dalam satu areal di lereng pegunungan Ungaran Semarang. 
Jarak antara satu candi ke candi berikutnya lumayan jauh. Dari candi pertama yang ada di kaki gunung hingga candi terakhir yang terletak di puncak gunung kira-kira total jaraknya 4 km... wuih,..... (membayangkannya saja bikin sesak nafas ya guys,.. hehhe...)

Track yang berkelok, tanjakan terjal dan turunan curam
Bila kalian senang berpetualang dan hiking, maka menaklukkan candi gedung Songo hingga mencapai ke sembilan candinya adalah sebuah challenge tersendiri. Tapi sebelum mendaki pastikan kesehatan kalian benar-benar fit ya guys,... 
Pemandangan dari Candi ke-tiga,
terlihat gunung Merapi dan Rawa Pening di kejauhan
Candi ke-tiga GEDONG SONGO




















candi ke-empat
Suhu pegunungan yang dingin dan track yang harus dilewati menanjak terjal benar-benar membutuhkan nafas yang panjang dan dalam. 
Tips dari saya,... 
bernafaslah menggunakan teknik pernafasan Yoga, yaitu bernafas dengan cara tidak boros, bernafas menggunakan hidung dan tetap kunci mulut rapat-rapat walaupun kalian terengah-engah, tenangkan pikiran dan redam denyut jantung dengan menyimpan nafas dalam-dalam di perut. Tips tersebut sudah saya lakukan dan alhamdulillah dari semua pembina perempuan, saya adalah satu-satunya cewek yang survive yang bisa menaklukkan 9 candi dengan jalan kaki lho,.....
tetap tersenyum manis sesaat setelah sampai di puncak candi ke-sembilan
Seperti halnya candi pada umumnya, di dalam masing-masing candi terdapat altar pemujaan. Altar ini bentuknya meja persegi dari batu Andhesit yang digunakan untuk bangunan candi. Terdapat setangkup bunga setaman, air kendi dan kembang Kanthil. 
Untuk menghormati kemistisan candi ini, tolong jangan dipegang atau diambil sesaji ini ya guys,.... Don't touch deh pokoknya, daripada kenapa-kenapa nantinya. Bukankah lebih baik kita saling menghormati segala kepercayaan daripada menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Toh kita bukan pemegang kunci surga, jadi jangan sok jumawa di tempat peribadatan agama atau kepercayaan lainnya.
altar sesaji di dalam candi
Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan sawah yang hijau serta pohon-pohon pinus dan cemara yang usianya sudah ratusan tahun. Akar-akar besar menggantung seolah Gurita raksasa yang membelit batang pohon. Pemandangan eksotis yang jarang kita temui di perkotaan. 
Berhentilah sebentar di sini, tenangkan degup jantung dan hirup Oksigen gratis yang berlimpah di bawah pohon. Jangan lupa untuk bertasbih akan kebesaran Alloh, kita akan merasa hanya debu  dalam semesta ini.
Pada akar aku berbisik, aku ingin menjadi sepertinya,...


Setelah candi ke lima, kita akan menemukan pemandian air panas, yang di dekatnya terdapat semburan gas bumi yang bau Belerangnya sangat menusuk hidung. Menurut masyarakat setempat celah keluarnya gas tersebut telah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Suara desisan gas terdengar sangat keras di antara celah-celah cadas yang warnanya sudah menghitam. Mungkin gas tersebut telah membuat reaksi Kimia sehingga cadas yang asalnya bewarna putih menjadi hitam.
semburan gas belerang setelah candi ke li
Buat kalian yang kondisi kesehatannya tidak fit, untuk mencapai ke-sembilan candi sebenarnya ada cara praktis yaitu berkuda. Kalian akan dikenakan tarif Rp. 120.000 lengkap dengan joki yang selalu mendampingi. Karena ada jalur kuda, maka di candi yang paling atas yaitu candi ke-sembilan terdapat areal luas yang digunakan sebagai istal kuda.

Dari pelataran candi ke-sembilan ini pula kita bisa melihat seluruh daerah Ungaran Semarang. Di kejauhan terlihat gunung Merapi dan rawa Pening. Semua tempat tersebut terkenal kemistisannya. Begitu disebut gunung Merapi, maka yang terlintas pertama di benak saya adalah Mak lampir bersama mantili dan Brama Kumbaranya,... hehhehe...

Bagi kalian yang tidak kuat hiking jangan khawatir, di dekat pintu masuk Gedung Songo terdapat wahana wisata yang lagi ngehits, yang bernama AYANAZ. 
Setelah mendaki gunung dan menuruni lembah, ada baiknya kalian bersantai sambil berselfie ria di tempat ini. Tiket masuk masing-masing orang cukup murah yaitu hanya Rp. 20.000 saja. Cukup murah bukan, dijamin pasti setelah pulang dari AYANAZ, galeri Instagram kalian akan penuh dengan foto-foto keren.
AYANAZ
AYANAZ SEMARANG

AYANAZ SEMARANG
AYANAZ
AYANAZ SEMARANG
Nunjuk apa toh mbak?

AYANAZ
Balon Udara AYANAZ
AYANAZ SEMARANG
AYANAZ 
Nah guys,...
wisata unik mixing antara sejarah, alam dan kekinian hanya ada di Gedong Songo Ungaran. 
So,.. Tunggu apa lagi?,...
Segera kemasi ransel kalian dan tunjukkan nyalimu, buktikan pada dunia kalian penakluk "GEDONG SONGO" Semarang..!!

Salam hangat
_LIA CHAN_

Don't forget, Happiness is created not only awaited

DESA WISATA PUJON KIDUL MALANG

MENIKMATI HANGATNYA KOPI DIANTARA KELOPAK MATAHARI DAN SEMILIR ANGIN GUNUNG PANDERMAN


"Himawari no yakusoku" (Janji bunga Matahari)
"Himawari no youna massugu na sono yasashi sa o
nukumori o zenbu,...."
...Kau yang lembut seperti bunga Matahari dan segala kehangatannya itu...

Hai sobat blogger,..

Kali ini edisi jalan-jalan "Lia Chan" akan mengulik tentang suatu tempat wisata alam yang pastinya bakal memanjakan mata kalian dengan pemandangan alamnya yang indah dan tempatnya yang oke buat bersantai bersama keluarga atau orang tersayang.

Bagi generasi millenial nongkrong di cafe merupakan lifestyle untuk membangun relationship atau sekedar pencitraan diri saja. Cafe yang dipilih biasanya yang sedang hits atau  kekinian, tempatnya pun mesti strategis dan menu makanannya harus instagramable. Sudah bukan hal yang aneh bila saat ini bukan do'a yang dilakukan saat hidangan ada di depan mata, melainkan mulai setting kamera lalu cekrek-cekrek dan klik, upload,... hehehe,... bahkan respon para follower kadang lebih cepat dari menghabiskan makanannya sendiri. 

Rasa kopi dari dulu ya begitu itu.
Pepatah mengatakan, "sesempurna apapun kopi yang kamu seduh, pasti masih menyimpan rasa pahit yang tidak bisa disembunyikan". Yang membuatnya berbeda adalah di mana dan dengan siapa kopi itu kita nikmati.

Nah, kali ini bila kalian bosan untuk menikmati secangkir kopi hitam di tempat itu-itu saja, mungkin tempat ini bisa kalian coba kunjungi.
Yup,.. CAFE SAWAH, itu adalah sebutan di plakat besar di papan penunjuk arah sepanjang jalan raya Pujon-Batu Malang. Nama ini pula yang sering muncul bila kalian searching tempat ini menggunakan GPS atau Google map. Padahal sebenarnya nama resmi tempat ini adalah  "Desa Wisata Pujon Kidul-Malang". 

Desa Pujon Kidul malang
Tempat ini letaknya sangat strategis, di dekat wisata terkenal Cuban Rondo dan diapit oleh dua pegunungan yaitu Gunung Banyak dan gunung Panderman. Jadi tidak heran bila udara di sini sangat bersih, sejuk dan segar.

Saat saya datang ke tempat ini, kebetulan bunga-bunga Matahari sedang bermekaran indah. Sehingga sejauh mata memandang terlihat hamparan bunga kuning yang berjajar menghadap ke arah timur dengan kelopak bunga yang mekar indah dan putik besar bewarna coklat yang membentuk bulatan sempurna. Kalian harus merasakan sensasi ngopi di tengah bunga-bunga Matahari ini, semilir angin sawah dan disaksikan dua gunung yang menjulang di kejauhan adalah moment romantis yang tak tergantikan,... ciee... hehehehe.

Andai saya seorang pria, maka suasana seromantis ini yang akan saya cari untuk melamar pujaan hati saya,... sayangnya saya wanita,... hahaha...
Jadi ingat sebuah lagu Jepang "Himawari no yakusoku" (Janji Bunga Matahari) yang saya tulis di prolog catatan jalan-jalan kita kali ini.

menikmati Kopi susu di tengah hamparan bunga Matahari
Pesona tempat ini tidak cukup hanya hamparan ladang bunga saja, apa yang tidak ditemukan di cafe modern, bisa kita temui di sini. Ratusan ikan emas dengan warna sisik orange, putih, merah dan perpaduan dari semua warna, lincah berenang di dalam kolam-kolam yang ada di sepanjang pematang sawah. Sementara sekawanan Bebek berbulu putih mulus saling berkejaran dalam koloninya di kolam lainnya. Bila Tuhan menciptakan taman surga, tidak belebihan bila menyebut tempat ini adalah satu serpihan surga yang jatuh di bumi.

Di tempat ini tidak hanya mata kita yang dimanjakan oleh suguhan pemandangan yang mempesoana, urusan perutpun kita akan dimanjakan dengan sajian makanan tradisional semacam nasi jagung, pepes ikan dan lalapan. Saya sangat lahap menyantap sayuran hijau mentah yang segar, karena saya tahu sayur-sayur itu dipetik langsung dari ladang di depan saya.
Yup... tomat, selada, kubis, wortel ditanam diantara deretan bunga Matahari. Konsep pemanfaatan lahan dan sanitasi yang sangat cerdas menurut saya. 



Bayangkan, untuk menikmati semua keindahan tersebut, kalian hanya butuh merogoh kantong Rp. 8000 saja untuk tiket masuk. Harga yang terlalu murah untuk sebuah tadabur alam yang mengesankan. Bercengkerama dengan alam, menghirup dalam-dalam oksigen alami dan menyimpannya di paru-paru terdalam membuat pikiran tenang dan hati sangat nyaman. Tidak terasa berjam-jam saya lewatkan di tempat ini, hingga senja mulai turun menyapa dan kopi susu saya telah dingin.


Untuk kalian yang sudah berkeluarga dan membawa anak-anak, di tempat ini juga disediakan wahana bermain berupa kolam renang dan spot-spot foto selfi yang kekinian lho. hanya dengan Rp. 10.000 atau menukarkan voucher tiket kita bisa berfoto dan berenang sepuasnya.

berbagai spot selfie
cerah
semanis gulali
sakura yang selalu kurindukan

Tunggu apa lagi guys,...
segera kemasi koper kalian dan meluncurlah ke desa Pujon Kidul Malang. Nikmatilah kopimu di atas serpihan surga yang tercecer di muka bumi, kembali dan bersatulah dengan alam. Karena Semesta akan membuatmu hidup lebih dari sekedar hidup.

_Salam_
Lia Chan

Don't forget!,... Happiness is created not only awaited