“BEAUTY AND SADNESS”
Atsukushii to Kanashimi
Keindahan
dan Kesedihan
Sub tema : JALINAN RAMBUT HITAM
Penerjemah : Sobar
hartini
Diterbitkan : Jalasutra
Cetakan : I
Desember 2003
III 2006
256 hlm;
12x19 cm
OLEH : YULIA PRATITIS YUSUF
Oki adalah seorang novelis yang
mulai memasuki masa tuanya, berumur sekitar 50 tahun. Oki hidup bersama
istrinya Fumiko dan anak laki-laki semata wayangnya Taichiro. Setiap sarapan
pagi, Fumiko istrinya yang cerewet dan suka mengomel tersebut selalu mempunyai
bahan obrolan yang isinya selalu menyindir Oki suaminya yang pernah
berselingkuh dengan Otoko, seorang gadis belia yang cantik.
“semua wanita pencemburu, tapi kamu
telah mengajarkan beberapa tahun yang lalu bahwa cemburu merupakan obat
berbahaya yang sangat pahit…. Sebilah pedang dengan kedua sisi yang tajam” kata
Fumiko sinis,.. “untuk melukai pasanganmu dan dirimu sendiri” sahut Oki cepat.
“tak
masalah, aku terlalu tua untuk bunuh diri ataupun bercerai” kata Fumiko, hal
itulah yang ternyata membuat Fumiko tetap bertahan menjadi istri Oki, walaupun
dia tau, Oki pernah mengkhianatinya.
“karena
memang tak ada masa pensiun untuk menjadi istri. Itu buruk sekali” sindir Oki, “tapi
ada perceraian. Aku ingin tahu sendiri bagaimana rasanya bercerai,
setidak-tidaknya sekali dalam hidupku, tapi aku sudah tidak menginginkannya
lagi” sela Fumiko cepat. Obrolan membosankan yang sering terjadi menjelang
sarapan pagi.
Sementara itu Taichiro akan
berangkat menuju Kyoto, dia akan menulis tesis tentang sejarah Saneteka dan
melihat langsung penggalian kuburan putri Kazunomiya yang dibongkar. Putri
Kazunomiya meninggal sekitar tahun 1887, Taichiro bercerita pada ayahnya bahwa
menurut yang dia dengar jasad Putri Kazunomiya hanya tinggal tulang-belulang,
tetapi terlihat sang putri mati dalam pose yang indah, lugu, seperti seorang
anak yang sedang tidur, juga ada sejumput jalinan rambut hitam dibelakang
tengkorak kepalanya- gaya potongan rambut seorang janda, tapi rambut hitam
putri Kazunomiya memberi kesan bahwa ia seorang wanita bangsawan yang mati muda.
Di kuburan putri Kazunomiya selain
jalinan rambut hitam yang ditemukan dibelakang tengkoraknya juga ditemukan
pigura foto yang basah, yang berisi foto yang sangat pudar dari seorang pria muda
yang mengenakan jubah perayaan resmi dan sebuah topi istana. Foto pigura itu
ditemukan diantara lengan tengkorak sang putri, dan pigura tersebut berisi foto
kekasih sang putri. Kisah kehidupan cinta sang putri yang sangat tragis membuat
Taichiro mendesak ayahnya yang seorang novelis untuk menulis sebuah novel
berdasarkan kisah putri Kazunomiya. Oki menolak karena menurutnya .kisah sang
putri sangat sentimental.
Selanjutnya, Taichiro berpamitan
pada orang tuanya untuk pergi ke Kyoto menemui Keiko, gadis belia nan cantik,
murid dari Otoko, wanita yang dulu sangat dicintainya. Tapi Oki tidak tenang
dengan kepergian Taichiro untuk menemui Keiko, karena bagaimanapun Oki tidak
bisa melupakan bagaimana dia pernah hampir tidur dengan Keiko di sebuah hotel.
Bayangan saat dia bercumbu mesra
dengan Keiko kembali menyeruak di pikirannya, Oki tidak bisa melupakan betapa
indahnya tubuh molek Keiko, dan bagaimana dari cumbuannya di malam itu pada
Keiko menjadikannya tanpa sengaja mengetahui kalau ternyata gadis cantik itu
mencintai gurunya sendiri Otoko. Rasa mencintai yang tidak wajar anatara seorang
perempuan dan perempua.
Oki tak ingin Taichiro pergi ke
Kyoto apapun alasannya, karena dia tau Taichiro pergi ke Kyoto adalah untuk
menemui Keiko. Tetapi terlambat, Taichiro sudah berangkat ke Kyoto dan dijemput
Keiko di bandara, yang kemudian mereka menuju ke hotel tempat mereka menginap. Di
kamar itulah Taichiro mengetahui perasaan Keiko pada Otoko, dia sangat cemburu
karena mengetahui gurunya Otoko (Nona Ueno) masih mencintai Oki. Dan dengan
jelas Keiko juga mengatakan dia akan balas dendam pada Oki ayah Taichiro dengan
jalan jatuh cinta dan membuat Taichiro sangat tergila-gila padanya.