PERUBAHAN
MAKNA
(AMELIORASI
dan PEYORASI DALAM BAHASA JEPANG)
Bahasa adalah bagian
dari masyarakat. Masyarakat adalah manusia yang selalu berubah dan
berkembang mengikuti zamannya. Semakin berkembang manusia, berkembang pula
bahasanya. Karena pertumbuhan dan perkembangan penggunaan bahasa, kata-kata
tertentu mengalami perkembangan dan perubahan makna.
Pergeseran makna terjadi juga karena perkembangan ilmu,
teknologi, dan budaya masyarakat pemakainya. Pergeseran makna dapat bersifat
meluas, menyempit, konotasi positif/ negatif, asosiasi, dan pertukaran
pengindraan.
Kata
yang diguanakan dalam bahasa Indonesia sering mengalami perubahan makna,
diantaranya adalah
perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, dan
sebagainya.
Untuk perubahan peninggian dan penyempitan makna sering disebut dengan Ameliorasi dan Peyorasi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang Ameliorasi dan Peyorasi
beserta beberapa contohnya. Perubahan makna Ameliorasi dan Peyorasi ternyata
tidak hanya terjadi dalam bahasa Indonesia saja, melainkan juga terjadi dalam
bahasa Jepang. Dalam makalah ini, penulis juga akan memberikan contoh perubahan
makna Ameliorasi dan Peyorasi dalam artikel bahasa Jepang.
A. AMELIORASI
Ameliorasi adalah perubahan makna
yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tinggi, lebih hormat, lebih halus,
lebih baik nilainya daripada makna lama (Peninggian Makna). Misalnya kata
“Bung”.
Contoh kalimat: “Bung,
perjuangan ini belum selesai, kita tidak boleh mundur. Nasib rakyat ada
ditangan anda !”, kata seorang anggota paartai politik pada pimpinannya.
Kata
“Bung” merupakan panggilan kepada laki-laki, sedangkan sekarang pada umumnya
kata “bung” hanya digunakan sebagai panggilan kepada pemimpin laki-laki, kesan
yang didapat adalah, orang yang dipanggil “Bung” adalah orang yang terhormat
dan berwibawa.
Contoh Perubahan makna Ameliorasi kata
dalam bahasa Indonesia
Kata
|
Makna
lama
|
Makna
baru
|
bung
|
panggilan kepada orang
laki-laki
|
panggilan kepada pemimpin
|
putra
|
Anak laki-laki
|
Lebih tinggi
dari anak
|
petani
|
Orang yang
bekerja di sawah
|
Orang yang bekerja di bidang Agribisnis
|
gadis
|
perawan
|
Perempuan muda
masa kini
|
Dikarenakan sifat
bahasa yang unik, maksudnya bahasa terus berkembang mengikuti perubahan zaman,
maka perubahan makna Ameliorasi juga terjadi dalam banyak bahasa lain di dunia,
termasuk dalam bahasa Jepang.
Di bawah ini adalah contoh
perubahan makna Ameliorasi dalam bahasa Jepang. Misalnya kata食う(ku’u).
Contoh kalimat:
1.
犬はえさを食う。
Inu wa esa o ku’u
(Anjing menggerogoti makanannya)
2.
ランチテームの時に、えんりょくしないでね!!食って食って!。。
Ranchi teemu no naka ni,
enryoku Shinaide ne!! Kutte kutte..!!
(Pada saat Lunch, jangan malu-malu!!, (ayo)
makan-makan ..!! (sambil mempersilahkan
tamunya untuk makan banyak)
Kata 食う(ku’u) yang artinya menggerogoti, makan untuk hewan,
kini mengalami perubahan makna menjadi lebih halus, dan lebih tinggi maknanya
Ameliorasi, karena pada saat ini kata 食う(ku’u) juga sering digunakan pada manusia yang makanannya
banyak atau rakus.
Contoh perubahan makna Ameliorasi kata
dalam Bahasa Jepang
Kata
|
Makna kata
lama
|
Makna kata
baru
|
食う(kuu)
|
Makan (untuk hewan)
|
Makan
(saat ini juga sering dipakai untuk orang yang makannya banyak/rakus)
|
弁当(bentou)
|
Kotak makan siang
|
Makanan
yang penyajiannya dalam kotak, tidak terbatas untuk makan siang saja
|
トイレ(Toire)
|
Tempat cuci tangan
|
Meliputi kamar mandi, WC, tempat cuci tangan
|
先生(sensei)
|
Tabib, orang yang pandai menyembuhkan penyakit
|
Panggilan untuk semua guru yang mengajar.
|
B. PEYORASI
Peyorasi atau penurunan makna adalah
perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang
baik/ kurang menyenangkan nilainya, daripada makna lama. Contoh: pembantu. Di masa yang lalu, jika kita mendengar kata pembantu,
maka kita tahu yang dimaksud adalah orang yang membantu. Zaman dulu, orang akan
sangat bangga memperkenalkan dirinya sebagai pembantu presiden misalnya. Zaman
sekarang? Yang namanya pembantu ya berarti pesuruh rumah tangga, atau lebih
kasarnya lagi babu.
Contoh Perubahan Makna Peyorasi
kata
dalam Bahasa Indonesia
Kata
|
Makna lama
|
Makna baru
|
Bini
|
Perempuan yang
sudah dinikahi
|
Lebih rendah
daripada istri/nyonya
|
Bunting
|
mengandung
|
Lebih rendah
daripada kata hamil
|
Janda
|
Istri yang
ditinggal mati suami
|
Istri yang
ditinggal karena perceraian
|
Pembantu
|
Orang yang membantu
|
Pembantu rumah
tangga/babu
|
Karena bahasa adalah bagian
dari masyarakat yang terus berkembang, maka bahasapun demikian, makna suatu
kata atau kalimat akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Termasuk adanya
penyempitan makna kata dari sebelumnya, yang disebut dengan Perubahan makna
Peyorasi. Hal ini juga terjadi pada bahasa Jepang.
Seperti halnya dalam bahasa Indonesia yang
mengenal penyempitan makna, maka bahasa Jepang juga ada perubahan makna kata.
Dimana makna terdahulu dianggap lebih bagus maknanya daripada makna sekarang.
Contoh Perubahan Makna Peyorasi
kata
dalam
Bahasa Jepang
Kata
|
Makna kata
lama
|
Makna kata
baru
|
ぼく(boku)
|
Saya (untuk laki-laki)
|
Saya (dianggap
kurang sopan bila diguankan pada situasi formal)
|
きみ(kimi)
|
Saya (untuk perempuan)
|
Saya (dianggap kurang sopan bila diguankan pada situasi formal)
|
わたくし(watakushi)
|
Saya (bias digunakan untuk laki-laki atau perempuan)
|
Saya (tetapi dianggap
kurang sopan)
|
おれ(ore)
|
Saya (untuk laki-laki)
|
Saya (tetapi dianggap
kurang sopan)
|
べんじょ(benjyo)
|
WC
|
WC yang kesannya kuno dan
kotor
|