Monday, August 28, 2017

CAHAYA ISLAM DI TOKYO, JEPANG

INDAHNYA MASJID CAMII, TOKYO

masjid Camii Shibuya, Tokyo
Hai sobat blogger,...
Merindukan merdunya suara adzan di negara yang mayoritas penduduknya non muslim bagaikan dahaga di tengah Sahara yang luas. Di negara yang muslimnya minoritas, jangan mengharapkan mendengarkan suara adzan untuk mengingatkan waktu sholat fardhu, melihat ujung menara masjidpun adalah sesuatu hal yang langka di sini. 

Begitu pula di Jepang, negara paling timur di benua Asia ini penduduknya mayoritas non muslim. Untuk mengetahui waktu sholat, kalian harus aktif mencari informasi sendiri jadwal sholat. Kalian bisa mengunjungi Islamic center di kota-kota besar di Jepang atau cara praktis lainnya adalah mencari informasi pada "mbah Google". Bagi sobat blogger yang berada di Jepang bisa mendapatkan jadwal sholat tiap bulan dengan meng"klik" website MUSLIM PRO. Di website ini selain jadwal sholat, juga bisa mendapatkan panduan arah kiblat sesuai dengan lokasi kalian.

Menengok sejenak ke sejarah masuknya Islam di Jepang sangatlah menarik. Dari semua negara di Asia, Jepang merupakan negara termuda yang mengenal Islam. Islam baru masuk ke Jepang sekitar akhir abad 19 atau  akhir perang dunia pertama (tahun 1927). Islam dibawa masuk ke Jepang oleh para imigran Turki-Tartar karena adanya revolusi Bolshevik yang dipimpin tokoh komunis-atheis Stalin di Rusia. Imigran inilah yang mengenalkan Jepang dengan Islam untuk pertama kalinya. Pintu masuk Islam di Jepang adalah kota Kobe, selanjutnya Islam berkembang ke beberapa kota besar lainnya, seperti Osaka dan Tokyo. 
Populasi muslim di Jepang pada tahun 2015 mencapai 110 ribu jiwa, di mana 10 ribu jiwa adalah penduduk asli Jepang dan sisanya adalah pekerja muslim, pendatang dan para mahasiswa.

Tuhan ada di mana saja, di sudut kolong langit terpencil sekalipun Dia selalu ada, karena itulah menjalankan setiap perintahNya di manapun adalah mutlak adanya. Mendirikan sholat memang tidak harus di masjid, bila memang masjid terdekat tidak terjangkau setiap saat. 
Tetapi sebagai muslim pasti perasaan ini selalu hadir, merindukan shalat berjamaah dengan saudara-saudara muslim lainnya, bersujud bersamaan di tempat yang sama dan bersama-sama menggaungkan tasbih memuji kebesaranNya. Perasaan itulah yang mendorong saya untuk mencari masjid terdekat di Tokyo.

Lagi-lagi berbekal informasi dari "mbah Google", saya pun menemukan masjid Camii-Turki di Shibuya, Tokyo. Dari Saitama, tempat saya tinggal selama di Jepang, jaraknya sekitar satu jam menggunakan 'densha' (kereta listrik) dengan dua kali 'nori kae' (transit/pindah kereta). 

Saat kalian sudah sampai di stasiun "Yoyogi Uehara"_stasiun terdekat dengan masjid Camii_, sangat mudah menemukan masjid ini. Kalian bisa bertanya di pos polisi terdekat. Bahkan waktu itu, saya belum sempat bertanya, pak Polisi dengan ramah menebak tujuan saya (mungkin karena saya memakai jilbab yaaa, jadi dia sudah tahu pasti yang akan saya tanyakan adalah arah masjid Camii, hehhehe,... GR aja). 

Dari luar, bangunan masjid ini memang terlihat menonjol daripada bangunan di sekitarnya. Pintu gerbangnya tebuat dari ukiran kayu tebal yang kontras dengan dinding marmernya yang bewarna abu-abu kecoklatan. Menaranya juga terlihat menyembul tinggi dari kejauhan.

masjid Camii tampak depan
Pada saat akan adzan, kadangkala pintu utama ditutup agar suara adzan tidak terdengar keluar bangunan masjid. Hal ini dikarenakan supaya suara adzan tidak mengganggu penduduk di sekitar masjid. Di Jepang memang ada toleransi yang tinggi untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, selama tidak mengganggu orang lain di sekitarnya.

Masjid Camii merupakan masjid terbesar di Jepang, masjid ini dibangun dan dibiayai oleh masyarakat Turki melalui Turkish Republic Religious Affairs Presidency bersama dengan kepresidenan dari Turkish Religious Affairs pada tahun 1998. Arsitektur kekaisaran Turki zaman Ottoman sangat terlihat kental di ukiran kubah dan dindingnya. Hal ini tidak heran, karena 70 orang pengrajin dari Turki didatangkan langsung untuk menggarap setiap detail ornamennya. Bahkan masjid Camii, Tokyo ini disebut-sebut sebagai masjid terindah di Asia. 
Kubah yang indah dengan hiasan lampu gantung zaman kekaisaran Ottoman
Masjid ini terdiri dari empat lantai dengan berbagai fasilitasnya. Saat kalian memasuki bangunan ini, yang pertama akan kalian lihat adalah meja resepsionis dengan berbagai macam pernik ibadah yang bisa kalian beli untuk suvenir. Lalu di dekat resepsionis terdapat ruangan semacam tungku untuk menghangatkan diri dan duduk beristirahat sejenak. 
Pengurus masjid dan komunitas muslim Jepang sangat ramah menyambut kami, di tempat ini mereka menyediakan teh Turki yang hangat dan makanan kecil. Karena kami kebetulan berkunjung pada waktu makan siang, pada waktu itu kami diberi biskuit. 
meja Resepsionis yang menyambut kedatangan tamu
ruangan tempat beristirahat dan makan
Ada hal yang menarik saat kami disodori biskuit oleh seorang muslimah Jepang waktu itu, dia menyodorkan biskuit sambil berkata "ini biskuit produksi Indonesia, jangan khawatir, insyaalloh halal", kami hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Wanita itu tidak mengetahui bahwa kami berasal dari Indonesia juga, hehehe,.... di hati ini jadi bertanya-tanya, berarti menurut orang Jepang, makanan yang berasal dari Indonesia pasti dijamin halalnya ya?_insyaalloh_

Masjid seluas 700 meter persegi ini mampu menampung sekitar 1200 jamaah. Kubahnya berdiameter sekitar 25 meter. Terdapat tulisan kaligrafi dengan tekhnik tingkat tinggi tentang ke-Esa-an Alloh dalam surat Al-Ikhlas yang tertulis sangat indah. Tepat di tengah kubah tergantung lampu yang bergaya gothik dari zaman kekaisaran Otoman yang terkenal. Di sekeliling kubah terdapat jendela dari mozaik kaca bewarna biru sebagai pencahayaan saat siang hari. Disela-sela lengkungan dinding kubah terdapat kaligrafi "Alloh" dan "Muhammad" yang selalu berpasangan. Kaligrafi ini mengelilingi bulatnya kubah sehingga seolah tulisan "Alloh-Muhammad" ada di semua penjuru masjid.

Seperti layaknya masjid pada umumnya. Masjid Camii juga memiliki mimbar untuk imam dan khotib. Sebenarnya mimbar ini sederhana, hanya ditandai dengan dua jendela kaca besar bewarna putih, tetapi menjadi sangat indah karena mimbar seolah menyatu dengan kubahnya yang tinggi. Dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang sangat indah dan di atas kedua jendela tersebut terdapat jendela mozaik kaca perpaduan warna biru laut, putih, merah dan hijau. Mozaik ini sangat indah saat tertimpa pantulan cahaya matahari yang menerobos melalui sela-sela kacanya.

mimbar masjid Camii
Mungkin yang sedikit agak menyulitkan adalah jarak antara tempat wudhu dan tempat shalat di dalam masjidnya berjauhan. Tempat wudhu di masjid ini terdapat di lantai bawah tanah. Walaupun di bawah tanah, tempat wudhunya bersih dan terpisah antara laki-laki dan perempuan. 
tempat wudhu
Setelah berwudhu di lantai bawah tanah, untuk jamaah laki-laki kalian harus naik ke lantai tiga dan untuk jamaah perempuan kalian harus naik ke lantai empat untuk sholat. Hati-hati ya guys, jangan sampai kalian buang angin saat menaiki tangga lho, bisa-bisa kalian harus kembali ke tempat wudhu padahal sudah ada di lantai empat... hehhe,....
Di lantai bawah tanah ini tidak hanya ada tempat wudhu saja, melainkan juga terdapat semacam tempat kajian Al-Qur'an bagi anak-anak muslim. 

Sebagai bagian dari siar Islam di Jepang, masjid ini juga membuka 'kengaku'_study wisata bagi masyarakat umum. Ternyata akhir-akhir ini banyak masyarakat Jepang yang tertarik mempelajari kebudayaan Islam, sehingga masjid Camii memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk datang dan memelajari tentang budaya Islam. Pengurus masjid akan memandu pengunjung untuk berkeliling area masjid dan memberikan informasi tentang sejarah masuknya Islam di Jepang, sejarah dibangunnya masjid dan beberapa informasi umum tentang Islam lainnya.
kunjungan kami bertepatan dengan kunjungan dari masyarakat non muslim
Pada saat memasuki area peribadatan saja, bagi pengunjung wanita disedikan scarf di pintu masuk masjid untuk menutup rambutnya dan kain panjang semacam sarung bagi pengunjung laki-laki yang menggunakan celana pendek. 
scarf yang disediakan bagi pengunjung wanita saat memasuki tempat sholat
Fasilitas lain dari masjid Camii adalah perpustakaan. Di perpustakaan masjid Camii tersedia Al-Qur'an beserta terjemahnya dalam berbagai bahasa dunia. Tafsir berbahasa Indonesia pun dapat ditemukan di perpustakaan ini. Selain itu perpustakaan ini juga dilengkapi dengan koleksi buku-buku Islam dalam bahasa Inggris dan Jepang.

perpustakaan di dalam masjid
Di perpustakaannya juga terdapat gambar besar yang menjelaskan sumbangsih penemuan ilmuwan-ilmuwan muslim bagi dunia, diantaranya globe dunia pertama, sirkulasi darah ke jantung, lensa kamera, ilmu Astronomi modern, ilmu kimia, aljabar dan lain sebagainya.
Penemuan muslim dari seluruh dunia
Masjid Camii tidak hanya digunakan sebagai siar Islam dan peribadatan saja, tetapi juga digunakan sebagai pusat studi kebudayaan Turki. Sehingga tidak heran bila masjid ini banyak ditemukan ornamen yang menunjukkan eratnya persahabatan anatara Turki dan Jepang.
sudut yang menggambarkan eratnya kerjasama Turki-Jepang
bendera Jepang-Turki bersandingan
Papan nama masjid Camii Tokyo dan pusat kajian budaya Turki
Saat ini Jepang memang telah banyak berubah, khususnya toleransi untuk umat muslim. Banyak dari perusahaan Jepang, yakni hotel, restoran atau bandara yang menyediakan 'prayer room' bagi umat Islam yang menjalankan ibadah sholat. Tetapi jangan dibayangkan 'prayer room' tersebut dilengkapi dengan tempat wudhu ya guys,... 
sekedar berbagi tips, untuk wudhu saat berada di tempat umum di Jepang, kalian harus bersabar karena wudhunya di wastafel atau toilet kering. Jadi sebaiknya sediakan botol minuman untuk mencuci kaki kalian ya,... hehehe,...

oh ya, 'prayer room' disini yang dimaksud bukan musholla yang diperuntukkan untuk muslim saja lho, tetapi juga boleh dimanfaatkan oleh agama lain yang ingin mencari tempat yang tenang untuk beribadah.
prayer room di bandara Haneda, Jepang
Masyarakat Jepang tidak memiliki phobia atas umat Islam, bahkan mereka menghargai simbol-simbol agama termasuk jilbab dan sholat. Bahkan bukan hanya 'preyer room' yang mereka sediakan, saat ini sudah banyak daging sapi atau ayam yang berlebel halal dapat ditemukan di beberapa tempat di Jepang. Banyak restoran di Jepang saat ini yang menulis bahan-bahan masakannya di setiap masakan yang disajikannya.

Oh ya guys,...
sebelum meninggalkan masjid yang indah ini, kalian bisa mendapatkan suvenir gratis berupa kumpulan hadis-hadis shahih dalam bahasa Arab dan Jepang lho. Kumpulan hadis ini dicetak seperti notes kecil yang praktis dibawa ke mana saja. Banyak hadis-hadis terkenal yang bisa menjadi pelajaran dan pengingat bagi kehidupan keseharian kita.
kumpulan notes hadis-hadis shahih dalam bahasa Arab dan Jepang
salah satu hadis yang tertulis (Hadis riwayat At.Termidzi dan Ibnu Majah)
"kullu ibnu adam khothoun, waqoirul khothoina tawwabuuna"

Hadis di atas menjelaskan bahwa memang begitulah manusia, manusia dengan seribu hawa nafsunya memang telah digariskan Tuhan selalu mempunyai kesalahan, baik yang disadari ataupun tidak. Tetapi sebaik-baiknya manusia yang bersalah adalah manusia yang mau bertaubat. 
so guys,....  hadis tersebut mengingatkan saya bahwa kita tidak perlu menelisik kesalahan orang lain, karena sesungguhnya kesalahan diri kita sendiri sangatlah banyak. Jangan sampai gajah di pelupuk mata tidak tampak tetapi kuman di seberang lautan nampak.

Melihat geliat Islam di negara yang mayoritas penduduknya non muslim memang sebuah pengalaman yang luar biasa. Berminggu-minggu tidak melihat masjid dan mendengarkan adzan, begitu ada kesempatan melihatnya semua bulu dari ujung rambut sampai ujung kaki serasa meremang, apalagi masjid dengan hiasan kaligrafi dan ornamen artistik yang sangat indah, menjadikan bibir ini tidak berhenti bertasbih menyebut namaNya.

Nah guys,..
bila kalian berkunjung ke negara matahari terbit ini, luangkanlah waktu untuk mengunjungi masjid Camii di Shibuya Jepang ini ya atau masjid-masjid lainnya yang ada di Jepang. 
Dan silahkan rasakan sendiri sensasi puasnya jiwa atas kerontang dan dahaganya merindukan bisikan RuhNya di negara yang kaum muslimnya minoritas.

_Salam hangat_
SAITAMA, JEPANG

No comments:

Post a Comment